3 band pembuka Menyalak di ROCK IN SOLO 2013
Cuaca sangat cerah dengan angin yang semilir menghiasi hari pertama gelaran Rock In Solo 2013. Beberapa booth Food&Beverage di depan, juga terdapat stage Propaganda yang memainkan DJ Reza Manifesto menyambut para metalhead dari berbagai penjuru di Rock In Solo 2013. Disini juga ada beberapa booth merchandise, dan juga koneksi wi-fi gratis dari @wifi_id. Selain itu, semua penonton bisa mendapatkan gadget gratis dengan cara mendatangi booth @wifi_id, lalu berfoto dan twitpic dengan tagar #TelkomRIS2013 dan jangan lupa untuk mention ke @Rock_In_Solo.Hari pertama gate mulai dibuka pukul 11.00 WIB, tampak banyak metalhead sudah masuk venue. Dibuka oleh penampilan dari band thrash metal asal kota Karanganyar – Solo, Bankeray di pukul 13.00 yang memainkan 4 lagu baru yang diambil dari debut album mereka yang akan rilis. Beberapa metalhead tak canggung untuk bershaabat dengan matahari siang.
Lalu dilanjut kuartet thrash metal asal Bali, Infectous Arteries yang semakin memanaskan moshpit. Tak lupa mereka juga menyampaikan pesan tentang Reklamasi Bali. Setelah itu ada legiun old school death metal berbahaya dari Malang, Nadi bermain dengan sangat rapih dan mantab di World Stage #RIS2013.
Salah satu MC paling berbahaya di jagad cuap-cuap, Adia memandu gelaran ini di hari pertama. Setelah break ashar ini, masih ada Sisi Selatan, Kapital, KM09 dan Djin hingga break maghrib yang akan membakar World Stage #RIS2013, Merapat!
Senja Padat di Lapangan Kota Barat, Solo
Sekitar pukul 14.50, setelah break ashar, World Stage kembali bergemuruh. Kali ini giliran Sisi Selatan, metalcore dari Wonogiri dengan vocal cewek yang garang memacu para metalhead untuk berlarian masuk ke arena moshpit. Nampak Wall of Death tak terhindar lagi, tak peduli matahari semakin tinggi. Sekalipun panas, mereka tetap tahu caranya bersenang-senang.Rampung Sisi Selatan, giliran peluru tajam dari pulau seberang, Kalimantan yang mempunyai semangat yang sama untuk membangun geliat musik rock local yaitu Kapital. Melantunkan beberapa lagu yang simponis, termasuk single mereka Konsepsi Imajinasi dari album terbaru Simponi Kegelapan. Di Rock In Solo 2013 kali ini, mereka juga mengcover lagu dari Metallica, Creeping Death dengan buas.
Setelah Kapital menghentak World Stage, giliran pemuda-pemuda beringas hardcore/rap dari kota Solo, KM09 membuat moshpit semakin panas. Memainkan beberapa lagu dari album terbaru mereka dengan sangat enerjik. Beberapa hardcore kid nampak moshing dengan sangat tak terkendali liar.
Sementara
itu, di Propaganda Stage ada DJ lokal, Decibel Arena menyambut ratusan
metalhead yang baru saja datang dalam suasana senja yang merona. - See
more at:
http://rockinsolo.com/main/berita/senja-padat-di-lapangan-kota-barat/#sthash.OHGbHBHP.dpuf
Sementara itu, di Propaganda Stage ada DJ lokal, Decibel Arena menyambut ratusan metalhead yang baru saja datang dalam suasana senja yang merona.Lanjut ke nomor berikutnya, band terakhir sebelum break maghrib nampak ratusan metalhead sudah mulai memadati moshpit hingga ke bagian FOH. Adalah Djin, rombongan death metal dari tanah Andalas, Medan. Sekitar 35 menit mereka menggilas ludes semua track di setlist mereka. Sore yang sangat luar biasa.
Semakin Malam Semakin Binal di Hari Pertama
Pukul 19.00 WIB dalam suasana malam minggu yang segar di awal bulan, gelaran Rock In Solo 2013 kembali bergemuruh setelah MC Adia mulai bercuap-cuap menyerukan nama Kedjawen. Siapa kira? Kalau tiba-tiba venue mulai benar-benar menghitam, seram. Ribuan metalhead yang sudah menunggu-nunggu sejak siang, baik yang baru saja datang sesaat setelah jeda maghrib mulai memadati venue kembali.
Kedjawen
harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Waktu 30 menit yang
diberikan panitia tidak disia-siakan oleh mereka untuk menghitamkan
massa yang semakin padat.
Tiba giliran amunisi melodic death-metal asal Jakarta, yang hari ini bertepatan dengan berlangsungnya Rock In Solo 2013 “New World Propaganda”, Straight Out merilis album ketiga mereka”Nocturnal Born Vehemence” di bawah label Armstretch Music. Beberapa lagu baru di album ini masuk dalam setlist mereka. Tak lupa, mereka juga membawakan lagu lama dari album Forsaken Upon Nemesis.
- See more at: http://rockinsolo.com/main/berita/semakin-malam-semakin-binal-di-hari-pertama-ris2013/#sthash.HTnimz8F.dpuf
Kedjawen harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Waktu 30 menit yang diberikan panitia tidak disia-siakan oleh mereka untuk menghitamkan massa yang semakin padat.Tiba giliran amunisi melodic death-metal asal Jakarta, yang hari ini bertepatan dengan berlangsungnya Rock In Solo 2013 “New World Propaganda”, Straight Out merilis album ketiga mereka”Nocturnal Born Vehemence” di bawah label Armstretch Music. Beberapa lagu baru di album ini masuk dalam setlist mereka. Tak lupa, mereka juga membawakan lagu lama dari album Forsaken Upon Nemesis.
- See more at: http://rockinsolo.com/main/berita/semakin-malam-semakin-binal-di-hari-pertama-ris2013/#sthash.HTnimz8F.dpuf
Tiba giliran amunisi melodic death-metal asal Jakarta, yang hari ini bertepatan dengan berlangsungnya Rock In Solo 2013 “New World Propaganda”, Straight Out merilis album ketiga mereka”Nocturnal Born Vehemence” di bawah label Armstretch Music. Beberapa lagu baru di album ini masuk dalam setlist mereka. Tak lupa, mereka juga membawakan lagu lama dari album Forsaken Upon Nemesis.
Seketika, World Stage luluh lantah oleh keganasan mereka. Circle pit dan crowd surfing tak terkendalikan diantara kerumunan metalhead yang semakin malam semakin padat karena dikomandoi oleh Straight Out malam ini.
Belum berselang lama setelah Straight Out jeda, giliran Jihad dari Bandung dengan kejam membawakan track andalan mereka di Rock In Solo 2013 “New World Propaganda” malam ini. Crowd-pun belum juga kehabisan energinya untuk circle-pit. Seakan-akan semakin dipompa dan dipompa saja. Ditutup dengan lagu paling fenomenal milik mereka, Hawa Adalah Simbol Dajjal. Moshpit semakin liar, ambyaarrrr!!!
Rockin’ Saturday Nite in Solo
Setelah ada sekitar 10 band yang telah bermain di World Stage sejak gate dibuka. Tibalah giliran orkes keliling asal kota bengawan, Down For Life. Seperti yang kita ketahui, bulan September lalu mereka baru saja merilis album kedua mereka Himne Perang Akhir Pekan di bawah label Sepsis Record. Diawali dengan Prosa Kesetaraan, para pasukan babi neraka langsung mengamuk. Intro lagu ini memang cocok untuk menggempur para babi neraka. Dilanjut dengan Pesta Partai Barbar, memancing untuk sing-a-long moshpit yang padat semakin berantakan. Solo memang memiliki atmosfir yang sangat liar.Di lagu ketiga, Down For Life membawakan satu lagi lagu signature mereka dari album Himne Perang Akhir Pekan, apalagi kalau bukan Liturgi Penyesatan. Moshpit semakin liar saat lagu ini dibawakan. Bombardier lagu-lagu berikutnya tak kalah chaos. Frontman Stephanus Adjie beberapa kali mengkomando para babi neraka untuk membuat moshpit yang sebesar-besarnya. Energi seperti tak ada habis-habisnya.
Di tengah-tengah gempuran Down For Life muncul sebuah moment yang tidak terduga. Bapak Joko Widodo muncul di kerumunan para metalhead Rock In Solo. Welcome back, Pak Jokowi. Moment yang terjadi pada Rock In Solo 2011 terulang lagi di tahun 2013. Beliau memang pernah ikut menonton gelaran Rock In Solo pada 2011 lalu. Kehadiran Jokowi terasa sangat pas karena terjadi di saat band tuan tumah tengah beraksi.
Dengan energi yang nampak masih meluap-luap, Down For Life kemudian menyudahi aksinya pada pukul 21:30 dengan nomor pamungkas Pasukan Babi Neraka. Sebuah closing yang sempurna dari serentetan hantaman selama sekitar 30 menit dari band garda depan Kota Solo ini.
Gempuran Roman death metal
Pukul 10.10 malam tepat, tibalah kuartet death metal asal Itali, Hour of Penance yang mengambil alih World Stage dengan hentakan keras. Terlihat sebelumnya penonton seperti membubarkan diri usai Down For Life, ternyata mereka sepertinya kehausan dan mencari minum di both Food&Beverage lalu kembali lagi untuk menyaksikan Paolo Pieri dkk beraksi.
Sayatan
gitar dari Giulio Moschini memimpin Marco Mastrubuono di bass dan James
Payne di drum. Paolo Pieri terlihat garang ketika memainkan riff-riff
cepat sambil mengumandangkan seruan mereka. Yang jelas, mereka
membawakan beberapa lagu dari album Sedition yang rilis tahun 2012 di
bawah label Prosthetic Record.
Di tengah-tengah penampilan mereka, James Payne dari Hour of Penance melakukan aksi solo drum yang ciamik. Tak khayal para penonton ikut mengangkat tangannya untuk betepuk tangan bersama.
Band technical brutal death metal Itali ini sanggup memberikan doktrin agar massa tetap melakukan crowd surfing dan circle pit di sisa-sisa tenaga para penonton yang sudah digempur habis-habisan sejak siang. Satu jam lebih, dengan puluhan lagu Hour of Penance tampil sangat bertenaga diimbangi dengan sound yang megah bergema.
Dengan tanpa mengesampingkan penampilan Hour Of Penance yang beringas dengan tetap diiringi kebuasan para metalhead, nampak jelas bahwa puncak gelaran hari pertama Rock In Solo 2013 terjadi saat penampilan Down For Life. Bukan semata-mata karena kehadiran Jokowi saja, namun respon para metalhead saat aksi Down For Life yang membuat hari pertama Rock In Solo 2013 ini boleh disegel dengan satu kata : madgasm alias kepuasan yang menggila.
- See more at: http://rockinsolo.com/main/berita/rockin-saturday-nite-in-solo/#sthash.rfzEgBpt.dpuf
Sayatan gitar dari Giulio Moschini memimpin Marco Mastrubuono di bass dan James Payne di drum. Paolo Pieri terlihat garang ketika memainkan riff-riff cepat sambil mengumandangkan seruan mereka. Yang jelas, mereka membawakan beberapa lagu dari album Sedition yang rilis tahun 2012 di bawah label Prosthetic Record.Di tengah-tengah penampilan mereka, James Payne dari Hour of Penance melakukan aksi solo drum yang ciamik. Tak khayal para penonton ikut mengangkat tangannya untuk betepuk tangan bersama.
Band technical brutal death metal Itali ini sanggup memberikan doktrin agar massa tetap melakukan crowd surfing dan circle pit di sisa-sisa tenaga para penonton yang sudah digempur habis-habisan sejak siang. Satu jam lebih, dengan puluhan lagu Hour of Penance tampil sangat bertenaga diimbangi dengan sound yang megah bergema.
Dengan tanpa mengesampingkan penampilan Hour Of Penance yang beringas dengan tetap diiringi kebuasan para metalhead, nampak jelas bahwa puncak gelaran hari pertama Rock In Solo 2013 terjadi saat penampilan Down For Life. Bukan semata-mata karena kehadiran Jokowi saja, namun respon para metalhead saat aksi Down For Life yang membuat hari pertama Rock In Solo 2013 ini boleh disegel dengan satu kata : madgasm alias kepuasan yang menggila.
- See more at: http://rockinsolo.com/main/berita/rockin-saturday-nite-in-solo/#sthash.rfzEgBpt.dpuf
Di tengah-tengah penampilan mereka, James Payne dari Hour of Penance melakukan aksi solo drum yang ciamik. Tak khayal para penonton ikut mengangkat tangannya untuk betepuk tangan bersama.
Band technical brutal death metal Itali ini sanggup memberikan doktrin agar massa tetap melakukan crowd surfing dan circle pit di sisa-sisa tenaga para penonton yang sudah digempur habis-habisan sejak siang. Satu jam lebih, dengan puluhan lagu Hour of Penance tampil sangat bertenaga diimbangi dengan sound yang megah bergema.
Dengan tanpa mengesampingkan penampilan Hour Of Penance yang beringas dengan tetap diiringi kebuasan para metalhead, nampak jelas bahwa puncak gelaran hari pertama Rock In Solo 2013 terjadi saat penampilan Down For Life. Bukan semata-mata karena kehadiran Jokowi saja, namun respon para metalhead saat aksi Down For Life yang membuat hari pertama Rock In Solo 2013 ini boleh disegel dengan satu kata: madgasm alias kepuasan yang menggila.
Pesta Hari Kedua yang Membara
Masing-masing band berdurasi 20 menitan, lanjut ke nomor selanjutnya ada The Corals dari Bekasi. The Corporation of Rock and Loud Spreader asal Bekasi ini mampu meneduhkan suasana, nampak cuaca semakin idum. Di akhir pertunjukkan mereka membawakan lagu Hei, Keledai dengan garang sebelum masuk ke jeda ashar.
Terbakar Setelah Hujan, Hari kedua Rock In Solo 2013
Setelah jeda ashar, ada Deadly Weapon yang sedang menghabisi World Stage Rock In Solo 2013. Beberapa lagu dari album Disillusionis Blurs dibawakan, seperti Howl dan Not A Single, F**K was Given. Membuat penonton semakin merapat. Sembari ditengah jeda lagu mereka memberi lawakan kecil buat penonton.
Setelah itu ada Ilemauzar dari Singapore, dengan vokalis yang melumuri wajahnya memakai darah segar buatan. Semakin membuat sore di Lapangan Kota Barat makin hitam. Nampak para penonton semakin antusias untuk turun ke moshpit arena.
Rampung Ilemauzar ada segerombolan Inlander dari Jakarta. Sekilas nampak seperti Disfear dari Swedia, band yang telah merilis dua album, Parabellum dan Hollogram Ultimatum ini mampu memprovokasi penonton untuk semakin liar dalam membuat circle pit. Dengan memakai megafon sebagai pendukung sang vocal untuk menyuarakan kebebasan. D tengah-tengah penampilan, venue diguyur hujan dan penonton mulai membubarkan diri berteduh di tribun. Sementara masih tersisa beberapa tak peduli akan turunnya air dari langit untuk tetap ber-circle pit. Salut!!Penonton Terbakar Sehabis Hujan!!
Sebelum lagu terakhir, Inlander sempat membawakan lagu Hologram Ultimatum, hujan semakin deras mengguyur Lapangan Kota Barat, Solo. Di lagu terakhir, beberapa kru Rock In Solo dan MC hari pertama, Adia nekat terjun ke moshpit yang sudah berlumpur untuk ikut berpesta. Crowd surfing sudah pasti ada di setiap gelaran Rock In Solo 2013.
Kelar Inlander main dan kejadian itu, tiba-tiba saja hujan menjadi reda. Semua penonton yang berada di tribun langsung turun ke lapangan kembali. Dan di atas World Stage #RIS2013 terlihat gitaris dari Psychonaut memakai caping/buyuk (sejenis topi yang terbuat dari bamboo) dan langsung menggempur dengan lagu False Metal.
Diawal lagu kedua Psychonaut, semua penonton mengangkat tangan keatas dan bertepuk tangan bersama, disamber dengan circle pit liar sehabis hujan semakin menggila. Lagu demi lagu dihajar oleh gerombolan heavy metal/thrash asal Australia ini dengan durasi 30 menitan. Penonton semakin tak terkendali untuk berpesta, benar-benar terbakar.
Psychonaut rampung di pukul 17.15, dilanjut untuk break maghrib. Lalu, para penonton menggunakan kesempatan ini untuk meminta tanda tangan dari personel dari Psychonaut.
Setelah itu, penonton melakukan sholat berjamaah saat break maghrib tiba di area belaang media centre. Setelah break, masih ada ((Auman)), Outright, Navicula, Noxa dan The Almighty, Behemoth dari Polandia.
Propaganda Stage, Menyenangkan
Di sela-sela penampilan para band yang bermain di World Stage Rock In Solo 2013, di area food&beverage terdapat sebuah stage yang bernama Propaganda Stage. Disana ada beberapa Dj lokal yang bermain dan juga ada gitar&drum klinik.Ada SCDC (Konunitas Drum Solo), Alvin Noxa, Reza Manifesto, Matius 3 Ayat 2, Edwo Pici dan juga Reza Djaunk yang mengisi Propaganda Stage di hari kedua #RIS2013. Ada jg nampak seorang anak kecil bermain saat drum klinik. Propaganda stage berlangsung hingga break maghrib.
Sementara itu saat jeda maghrib, perekam film #RIS2013 kru dari Liar-Liar filmikut memberi hiburan dengan menyorot/mengambil gambar para penonton yang cantik sampai yang lucu hingga para penonton ikut sorak-sorai dan tertawa. Pesta sambutan yang sangat menyenangkan!
Ribuan Metalhead Padati Lapangan Kota Barat, Hari kedua Rock In Solo 2013
Selepas maghrib, ribuan penonton tiba-tiba saja mulai memadati hingga ke sudut-sudut Lapangan Kota Barat, Solo. Entah darimana saja datangnya mereka, tidak ada yang peduli, semua jadi satu dan sama di Rock In Solo 2013 New World Propaganda.Saat MC Annas membuka suara, dan mengajak penonton untuk turut memanggil nama band berikutnya yang akan tampil di World Stage. Dan nama yang pantas malam itu adalah ((Auman)), Anak Matahari dari tanah Sriwijaya, Palembang yang menempuh 38 jam perjalanan menuju Solo menggunakan bus.
Years of Tiger, nomor awal dari ((Auman)) mengaum buas seperti harimau Sumatera. Kisah seorang anak yang lahir di tanah Sriwijaya ini menjadi heroin bagi penonton untuk berpesta. Sadar tidak sadar, Suar Marabahaya track nomor dua dibawakan, circle pit terjadi dan pecahlah crowd. Setelah menyuarakan tentang agama di Indonesia, bahwa negeri ini tidak hanya dimiliki oleh satu agama saja, ((Auman)) mengaumkan We Are The Sons of The Sun. Palembang memang kota yang cukup panas begitu kata Rian Pelor vokalis dari ((Auman)).
Siapa yang tidak suka dangdut 80’an? Dan siapa yang bilang kalo dangdut tidak ada kaitannya dengan musik rock? Justru dangdut adalah musik asli Indonesia yang sangat kultural. Dan diacara dangdut ataupun rock tidak ada yang ingin menjadi jagoan di moshpit arena, Macho dipilih dimainkan di lagu ketiga ((Auman)). Setelah itu ada Unholy Terror dan Wong Kito Galo yang kesemuanya dari album debut mereka Suar Marabahaya, menjadi penutup penampilan spektakel di awal malam hari kedua Rock In Solo 2013 New World Propaganda.
Jujur, penampilan ((Auman)) membuat merinding, begitu juga melihat crowd yang benar-benar memenuhi Lapangan Kota Barat, Solo malam ini. Setelah itu, ada undian berhadiah sepeda motor bagi para pembeli official t-shirt Rock In Solo 2013.
Setelah itu ada Outright dari Bandung. Kuartet hardcore ini bermain menghentak. Membawakan beberapa lagu selama 30 menitan. Crowd benar-benar gila, stage dive, crowd surfing plus circle pit membahana. Di lagu terakhir, mereka mamanggil Poppy dari Lose It All untuk featuring. Sebuah penampilan atraktif ditunjukkan oleh mereka. Memukau!!
Navicula membuka dengan memutar lagu Busur Hujan sembari mereka bersiap. Ditengah-tengah mereka membawakan lagu untuk menghormati leluhur rock Indonesia, God Bless yaitu Semut Hitam yang diaransemen ulang. Penonton lantas bernyanyi bersama.
Dilanjut dengan Mafia Hukum, penonton bersorak. Mafia Hukum? hukum saja. Lagu terakhir, Navicula berpesan untuk tetap menjaga kota Solo agar tidak menjadi kota Metropolutan.
Dilanjut oleh Noxa, band grindcore dari Jakarta yang baru saja tour Eropa, lagi. Membuka dengan brutal, crowd tak terkendali. Namun, di di pertengahan lagu awal ada sedikit kendala teknis di gitar. Namun Toge mampu membuat penonton untuk tertawa dengan bahasa jawanya yang medok (tidak fasih). Namun setelah gitar kembali normal, sound semakin lebih tajam. Sayatan gitar dari Ade Noxa bak gergaji yang siap memenggal leher siapa saja. Massa memanas, stage dive, crowd surfing terjadi.
Crying Inside Out juga ikut digilas Noxa. Padahal di barisan depan seolah tak ada celah untuk bergerak karena semakin padatnya penonton yang memenuhi Lapangan Kota Barat, Solo, tetapi mereka masih saja tetap moshing, benar-benar tahu caranya berpesta.
Lagu demi lagu sangat cepat, padat, dimainan oleh Noxa. Gerombolan kampret unyu-unyu Noxa malam ini benar-benar membuat moshpit benar-benar brutal.
“Malaikat Jibril” itu akhirnya muncul di Rock In Solo 2013
Jeda Noxa, suasana sedikit tenang. Namun semua penonton masih berdiri, menanti-nanti apa yang sedang disiapkan di World Stage, Rock In Solo 2013. Tiba-tiba ada suara “be-he-he-he…” dari atas stage, semua penonton bersorak gemuruh. Benar, suara itu datang dari siapa lagi kalau bukan, Behemoth yang sedang check line.Pukul 21: 45, kuartet blackened death metal asal Polandia itu akhirnya muncul di Wold Stage, memulai penghitaman massal di Kota Solo. Muncul satu persatu di atas panggung dengan spot light biru dan langsung disambung dengan sebuah intro kolosal. Yup! Ov the fire and the Void pun digeber mengawali pertunjukkan Behemoth. “I… the son of man, the offspring of the stellar race!” suara Nergal pun langsung menggelegar.
Tanpa jeda terlalu lama, Behemoth langsung memborbardir dengan lagu kedua, Demigod. Pukulan drum rapat yang dimainkan oleh drummer Kerim Lechner terdengar seperti rentetan machine gun yang memberondong metalhead Rock In Solo 2013. Ganas!
Kemudian berturut-turut meluncurlah lagu-lagu lainnya seperti Moonspell Rites, Conquer All dan tak ketinggalan lagu baru mereka Blow Your Trumpet, Gabriel! yang diambil dari album terbaru mereka The Satanist yang baru akan keluar awal 2014, disusul kemudian dengan lagu The Seed Ov I.
Adam ‘Nergal’ Darski yang memakai jubah hitam dan corpse paint menjadi semakin terlihat mengerikan saat menggeber salah satu lagu yang cukup dikenal, yaitu At The Left Hand Ov God. Sambutan metalhead sangat antusias saat lagu ini digelontorkan, apalagi setelahnya disusul dengan Slave Shall Serve.
Perlu diketahui, artwork cover album terbaru mereka nanti The Satanist, akan ada campuran darah murni dari Nergal dengan lukisan dari Rusia karya Denis Forkas untuk memberikan nuansa yang lebih organic. Band satu ini memang gemar bermain dengan simbol-simbol yang semakin menguatkan reputasi mereka sebagai band metal yang menarik untuk disimak tidak hanya secara musical namun juga visual.
Setelah sempat melakukan encore, Nergal dkk akhirnya menutup akhir pekan di Kota Solo dengan memainkan nomor terakhir, Lucifer. Sebuah ending yang menutup gelaran Rock In Solo 2013 secara dengan sempurna, diikuti dengan para metalhead yang membubarkan diri dengan tertib.
Sebuah perhelatan besar telah usai. Rock In Solo 2013 berjalan dengan lancar, tertib dan megah. Bukan sebuah perkara mudah menghadirkan sebuah suguhan festival dengan skala besar, namun Rock In Solo 2013 telah membuktikan bahwa Solo kini semakin sahih sebagai kota yang memiliki musik hingar bingar sebagai salah satu daya tariknya. The party is over now, see you next year, Metalhead!
Lalu dilanjut kuartet thrash metal asal Bali, Infectous Arteries yang
semakin memanaskan moshpit. Tak lupa mereka juga menyampaikan pesan
tentang Reklamasi Bali. Setelah itu ada legiun old school death metal
berbahaya dari Malang, Nadi bermain dengan sangat rapih dan mantab di World Stage #RIS2013. - See more at: http://rockinsolo.com/main/berita/3-band-pembuka-menyalak-di-ris2013/#sthash.fhZk9LUs.dpuf
Lalu dilanjut kuartet thrash metal asal Bali, Infectous Arteries yang
semakin memanaskan moshpit. Tak lupa mereka juga menyampaikan pesan
tentang Reklamasi Bali. Setelah itu ada legiun old school death metal
berbahaya dari Malang, Nadi bermain dengan sangat rapih dan mantab di World Stage #RIS2013. - See more at: http://rockinsolo.com/main/berita/3-band-pembuka-menyalak-di-ris2013/#sthash.fhZk9LUs.dpuf
Lalu dilanjut kuartet thrash metal asal Bali, Infectous Arteries yang
semakin memanaskan moshpit. Tak lupa mereka juga menyampaikan pesan
tentang Reklamasi Bali. Setelah itu ada legiun old school death metal
berbahaya dari Malang, Nadi bermain dengan sangat rapih dan mantab di World Stage #RIS2013. - See more at: http://rockinsolo.com/main/berita/3-band-pembuka-menyalak-di-ris2013/#sthash.fhZk9LUs.dpuf
Lalu dilanjut kuartet thrash metal asal Bali, Infectous Arteries yang
semakin memanaskan moshpit. Tak lupa mereka juga menyampaikan pesan
tentang Reklamasi Bali. Setelah itu ada legiun old school death metal
berbahaya dari Malang, Nadi bermain dengan sangat rapih dan mantab di World Stage #RIS2013. - See more at: http://rockinsolo.com/main/berita/3-band-pembuka-menyalak-di-ris2013/#sthash.fhZk9LUs.dpuf
No comments:
Post a Comment